SEPENGGAL
NAMA DALAM DOA
Wahai
pria sepenggal nama dalam doaku
Kutitipkan
engkau kepada Allah beserta rasa sayangku
“ Umi, sakit? “ tanya
pria yang berdiam cemas di samping tempat tidurku, Suami yang begitu aku cinta.
“ umi, tidak sakit bi,
umi hanya merasa ada sesuatu yang bergerak di perut umi, kita sudah dianugerahi
anak bi.
“ alhamdulillah, umi
yang sehat ya, banyak tamu diluar, peduli sekali dengan kita”
tapi suami ku tetap disampingku terus
mendampingi. Suara-suara ribut mengitari rumah kami, tamu berdatangan tiada
henti. Semua berakhir aku terbaring dengan syukur, dan suami ku penuh dengan senyuman
bahagia.
“ astaqfirullah,
Ternyata hanya mimpi, ku kira ini semua menjadi nyata.Untuk kesekian kalinya
aku bermimpi ini. Bermimpi yang sama dengan sosok pria yang selalu ku doakan
dalam setiap doaku. Entah ini jawaban dari sholat istikharah atau hanya rindu-rindu
yang kusimpan dalam relung hati. Entahlah, dalam mimpi saja aku sudah merasa
bahagia. Seperti nyata, walau akan terhenti ketika nyata menyapa.
Bergegas aku beranjak ke kampus untuk
mengurus ujian akhirku. Ku taruh sejenak kenangan mimpi. Ya, aku masih menjadi mahasiswi
yang sedang berjuang untuk kelulusan, kuliah disalah satu kampus ternama di
Jakarta.
“ ibu, annisa pergi ya,
buru-buru mau urus buat sidang”
“ anissa. Jangan lupa
ya nanti kamu, belikan gorengan buat buka puasa nanti.”
“ siap ibu ku sayang,
insya Allah anissa belikan ya bu, assalamu’alaikum bu”
“waalaikum’salam
sayang, hati ya kamu jangan bengong di jalan”
Setiap aku mau pergi ke kampus, ibu selalu
bilang jangan bengong, hehe maklum kampus ku memang sangat jauh dari rumah. Ini
bisa dikatakan pernah atau memang sudah makanan sehari-hari kalo aku pergi ke
kampus. Banyak tindakan jahat yang tidak diduga-duga. Ya tak perlu kuceritakan,
hanya membuat hati meringis dan tubuh ketakutan. Bis yang ku tumpangi kali ini,
terlihat sepi. Aku selalu mengambil duduk sebelah kaca. Sampai-sampai supir bis
ini menjulukiku kerudung kaca. Aku selalu duduk disebelah kaca, mendengarkan
lagu atau sekedar membaca menjadi menu sehari-hariku menuju kampus. Kali ini
lagu Afgan jodoh pasti bertemu menjadi pengiring langkah ku ke kampus. Lirik
lagu yang sudah menjadi soundtrack cinta dalam hidup perempuan kecil ini. Lagu
yang hanya percaya dengan kekuatan takdir, doa, serta berserah kepada Sang
Pemilik hati. Berulang-ulang ku dengar tak pernah bosan. Dan lagu ini tak
pernah bosan, membawa ku kepada sosok pria yang kucintai. Mimpi, teringat mimpi
itu tadi pagi, mimpi yang selalu bisa membuat ku ingat setiap detailnya alur
cerita, mimpi yang selalu membuat ku bertanya. Apakah ini petunjuk dari Allah?
Mimpi yang bisa-bisanya sampai kuhitung berapa kali aku bermimpi tentangnya.
mimpi yang selalu sama, selalu berakhir dengan bahagia.
“ Kampus, kampus,
kampus, neng kaca kampus nih udah nyampe, neng, neng”.
“ eh iya bang maaf,
lagi mikirin sesuatu tadi, makasih ya bang turun duluan assalamu’alaikum “
Alhamdulillah, sampai juga di kampus, ok
i’m ready mengejar dosen-dosen untuk sebuah tandan tangan. Berjalan menuju
kampus dengan semangat dan tiba-tiba getar menghampiri. Anissa, pria yang
selalu kau doakan dalam doa. Tenang, tenang tundukan kepala alihkan pandangan
itu yang terpenting. Agar bisa menjaga nafsu yang berkeliaran di hati.
“Assalamu’alaikum
anissa, ada perlu ke kampus?”.
Tenang anissa,
bismillah “ wa’alaikum’salam ka, iya ada perlu mau urus buat ujian akhir, kaka
sendiri ada perlu?”.
“ iya ada, mau ketemu
dosen pembimbing juga. Kapan sidang?”.
“ insya allah kalo
sudah beres semua, doakan aja ya ka, secepatnya, biar cepet nyusul kaka hehe,
kalo gitu anissa duluan ya ka wasalamu’alaikum”.
“ wa’alaikumsam annisa”.
Ya Allah, aku bertemu
kembali dengan pria itu. Pria yang hadir dalam setiap mimpi yang selalu ku
ceritakan dengan Allah secara diam-diam. Ka Akbar namanya, mahasiswa satu
kampus, satu angkatan. Aku bertemu denganya dalam suatu acara kampus, acara
yang berhasil membaut ku diam-diam menumbuhkan rasa dan terjaga sampai detik
ini. Ka Akbar pria yang terlihat religius tetapi smart mempunyai auranya
sendiri yang tidak aku bisa jelaskan. Aku mencintainya, karena banyak hal yang
diajarkan dan menuntunku secara diam-diam untuk lebih dekat dengan maha Sang
Pencipta. Semua memang serba diam-siam cukup Allah yang tau tentang dirinya
yang ku ukir indah dalam hidupku. Kami sesekali ngobrol, berkomunikasi lewat HP
walau hanya sekedar menanyakan kabar. Ka akbar yang lebih banyak melakukannya
duluan, kalo aku tak berani, hanya ingin memantaskan diri. Walau singkat
komunikasi kami tetapi aku bahagia, karena aku berusaha menggantungkan harapan
untuknya, hanya kepada Allah.
Satu persatu urusanku
beres, aku harus segera pulang mengingat rumahku yang cukup jauh dari kampus.
“anissa” suara bas menghampiriku.
“ oo iya ka Akbar ada
apa?”
Sudah beres semua
urusannya?”
“ alhmdulillah sudah ka
tinggal tunggu fotocopyan kaka sendiri sudah selesai?”
“ sudah, kalo gitu
duluan yang kaka mau sholat jumat dulu assalamu’alaikum”
“ iya ka, walaikum’salam”
Pertemuan yang cukup
untukku hari ini mungkin ka Akbar akan menghampiriku kembali dalam mimpi. Yang
pasti, selalu datang dalam doa.
********
“ibu perhatikan sejak
selesai sholat terawih kamu seperti orang binggung nak, kenapa?”
“ anissa binggung bu,
tentang rasa sayang yang anissa rasakan. Harus seperti apa mencari jawabannya
dan harus bagaimana menyikapi rasa ini bu, takut dalam lubang kesalahan?”
“sayang, umur mu sudah
kepala dua. Jadikan kesendirian rasa syukur, rasa syukur dijauhkan dari
kemaksiatan dan mudharat. Simpan rasa itu sampai semuanya halal, jika dia
memang jodoh mu, berdoa, meminta pada Sang pemilik hati ini. Allah sudah menggariskan semua untuk kamu. Pilih
pria yang memang kamu sayangi karena agama dan akhlaknya. Ibu mau pria itu bisa
membawamu ke jalan Allah menuntun mu di dunia menuju akhirat.”
“ bu sampai sekarang
hanya pria ini yang kudoakan selalu dalam doa dan setiap sujudku. Anissa insya
allah menyerahkan semua pada Allah bu, jika dia memang jodoh anissa kami pasti
bertemu, jika tidak ikhlaskan hati kami. Anissa cuman mau, Anissa sayang ka
Akbar hanya karena Allah. Anissa sedang belajar itu bu. Tetapi memang sulit.”
“Allah akan menuntun mu
dalam jawaban dan keadaan yang memang menurut Allah terbaik untukmu. Jangan berhenti
berdoa meminta pertolongan, dan doakan dia, orang tuanya dan keluarganya agar
tetap dalam lindungan Allah serta selalu ditaburi Iman dan kasih sayang.
“ Anissa kuat bu insya
Allah, Anissa hanya mau belajar bersyukur, bersabar sebelum semuanya halal.”
“ doa ibu selalu
untukumu nak.
Malam yang indah, hujan
menjadi tema malam ku berserta doa yang kugantungkan di langit ku pasrahkan
pada Allah untuk orang-orang yang ku sayang. Ya Rabb jangan biarkan hambamu ini
sendiri di dunia ini tanpa seorang pendamping dan penerus keturunanku Aamin.
*******
waktu berputar berjalan
dengan cepat, hari-hari yang menuntut kembali untuk menginjakan langkah-langkah
semangat.
“ ibu Annisa siang ini
mau menaruh berkas ke kampus”
“ hati-hati nak, jangan
ngelamun dijalan.
“ iya ibu ku sayang
assalamu’alaikum”
Hari ini aku berjuang
kembali untuk kelulusan dalam lorong-lorong kampus merah. Tak lama lagi
perpisahan akan muncul dalam hidupku, perpisahan dengan teman-teman kuliah ku,
kampus, kegiatan-kegatannya dan tak lupa ka Akbar. Aku dan dia terpisah dengan
jarak, langkah-langkah yang pasti akan beribu jumlahnya untuk sampai
ketempatnya. Ka Akbar harus kembali beberapa hari lagi ke tempat asalnya,
Bandung. Hari ini menjadi hari terakhir jika aku bertemu dengan ka Akbar
sebelum dia pergi ke Bandung. Aku tak berharap untuk bertemu, semua adalah
kehendak Allah.
Dan Allah pun
berkehendak, aku duduk manis di bawah tangga. Pria itu menuruni tangga tatapan
lurus tanpa menyapa seperti biasanya. Entahlah mungkin karena aku bersama
teman-temanku atau memang dia tidak melihatku.Sejenak melihat sosok ka Akbar
dan alihkan pandangan. Cukup punggunya mejadi
salam perpisahan semantara antara aku dan Akbar. Mungkin, jika aku memang
digariskan menjadi ibu untuk anak-anaknya. Seperti dalam mimpi. Aku yakin,
Allah hanya mau menjaga hati ku sebelum semuanya halal.
Sepenggal nama dalam
doa, tentangnya dalam kebaikan yang tak pernah luput kuaminkan disetiap doa.
Allah lebih mengetahui sedangkan aku tidak. Kehalalan itu lebih nikmat dari segalanya.
Jika Allah berkehendak aku dan kamu akan bertemu di suatu yang halal yaitu
pernikahan. Wahai pria sepenggal nama dalam doaku, kutitipkan engkau kepada Allah
beserta rasa sayangku.
Assalamu’alaikum pria sepenggal
nama dalam doa.