Kesedihan
menjadi nikmatku
“Perjuangan
kita belum selesai, sampai maut menghampiri"
Dikala sedih menghampiri, dikala ujian,
cobaan menerpa. keimanan yang akan berperan untuk memilih jalan mana yang akan
dipilih. Ujian ini menerpa keluarga kecil kami, yang dikala dulu sedang
menikmati roda di posisi atas, dengan sekejap roda itu berputar kebawah. Setiap
yang diberi dan dicintai pasti akan diuji oleh pemilik-Nya.
Semua berubah dratis, kesederhanaan mejadi
tema hidup kami.Sedikit demi sedikit semua hilang terkikis oleh cobaan.
Terlihat dari perjuangan kedua orang tuaku, aku tak tega melihat ibu yang
benar-benar memperjuangkan dua anaknya untuk sekolah. Setiap kami harus
berangkat sekolah kami dibekali sedikit uang dari ibu, untuk jaga-jaga katanya.
Maklum, sekolah kami masih sekolah kalangan elit, kami masih sekolah di sekolah
yang lama. Uang yang ibu berikan selalu berupa recehan yang ibu cari dari
setiap saku pakaian. Pernah aku menangis diam-diam sambil membantu ibu. Begitu
kuat perjuangan kedua orang tua ku untuk tetap menyekolahkan anak-anaknya.
Tidak berhenti di situ saja perjuagan kedua orang tua ku untuk kami makan
sehari-hari mereka menanam sayur-sayuran di depan rumah untuk bisa kami masak
setiap harinya. Tetapi dari cobaan ini banyak keindahan yang kami dapatkan.
Indahnya silaturahmi, banyak tamu-tamu berkumpul kerumah kami. Allah begitu hebat
menggerakan hati para hamba-Nya. Banyak kekuatan yang kami dapatkan untuk
berjuang.
Kekuatan yang tak pernah aku lupakan, kedua
orang tua ku selalu berkata ujian ini datangnya dari Allah, BERSABARLAH Allah tidak
akan memberi ujian melampaui batasnya. Lihat ke bawah jangan lihat keatas nak.Kami semua terus bersama-sama saling bahu
membahu, lagi –lagi keindahan dari setiap ujian datang. Aku yang menginjak
kelas 6 sd sudah mulai belajar berdagang, berdagang alat-alat tulis, yang ku
beli sendiri dari hasil uang saku yang setiap pagi ibu berikan. Alat-alat tulis
yang ku beli di dekat rumah untuk kujualkan kembali di sekolah, sedikit
membantu menyenangkan diriku dan keluarga.
Sampai akhirnya kehidupan kami sedikit membaik
dengan usaha ayahku yang sudah mulai terlihat titik terang. Tetapi Allah masih
sayang dengan kami, sehingga ujian itu datang kembali kepada kami. usaha ayahku
di tipu oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Ujian ini belum berakhir ,orang
– orang yang berparas menakutkan sering datang
kerumah. Menangis diriku dibelakang pundak ayah ketika ayah ku tidak bersalah,
ketika orang yang bersalah sudah masuk buih penjara. Tetapi ayah ku di pojokan
begitu kerasnya. Ayah ku tak bisa berbuat apa-apa. hanya pasrah dan berdoa yang
ia lakukan.Terpaan begitu kuat menhampiri hidup kami, tetapi Kami terus berjuang dengan membantu ibu
berjualan kue, sebelum sekolah kami harus bangun membantu ibu karena jam 5
kue-kue sudah harus di antar. Setelah pulang sekolah pun kami bertugas untuk
mengambil dagangan serta uang hasil dagangan kami. masih terniang dalam
kenangan ku, sebelum aku mengambil dagangan-dagangan tersebut sebelum melewati
pintu aku berdoa dengan memohon harapan kepada Sang pemberi rezeki agar di
berikan rezeki yang lebih untuk menyambung hidup untuk esok hari.
Ujian demi ujian kami lewati bersama,
sedikit demi sedikit membangun kembali. Akhirnya allah titipkan kembali
kenikmatan itu walau tak seperti dulu,tetapi lebih nikmat untuk kami. Keluarga
ku bisa hidup lebih layak sehingga kedua orang tua bisa menyelesaikan tanggung
jawab. Kami, anak-anak kesayangannya bisa lulus menyelesaikan kuliah, mengukir
lengkungan diwajah mereka.
Kesedihan yang begitu memberi nikmat.
Ketika nikmat dunia itu diteruskan apa keluarga ku masih mengingat Allah?
Ketika sedih itu tak pernah menghampiri apa kami masih bisa merasakan
kenikmatan ?
Ketika engkau diberi rasa sedih ucapkan rasa
syukur, karena rasa sedih, tak semua orang diberi. Ada alasan dan hikmah di
balik rasa sedih. Memohon dan meminta kepada Sang pemilik kekuatan. Niscaya
kekuatan itu akan datang. Banyak hikmah yang aku dan keluarga ku dapatkan dari perjalanan
hidup kami. Bahagia dengan hidup kesederhanaan ini, dengan rasa sedih yang
pernah menghampiri kami.Walau masih membekas hanya untuk pengingat memori di
masa depan. Wahai saudara-saudara ku yang berada di luar sana, ketika kamu
pernah merasa nasib yang sama dengan ku, Rasanya ingin berbagi dengan mu.
Perjuangan kita belum selesai sampai maut menghampiri. Sebut nama Allah dalam
hatimu, hiasi hari dengan Asma-Nya.
Allah maha segala-galanya. Ya Rabb tetap
dengan kami, tetap dalam lingkaran hidup kami. Tanamkan cinta di hati kami
untuk –Mu, Rasul,keluarga serta para sahabat.
Buka kan pintu hati kami taburkan iman dan kasih sayangmu. Aamin J