Selasa, 19 November 2013

#kata-kata "kesedihan menjadi nikmatku"

Kesedihan menjadi nikmatku

“Perjuangan kita belum selesai, sampai maut menghampiri"

    Dikala sedih menghampiri, dikala ujian, cobaan menerpa. keimanan yang akan berperan untuk memilih jalan mana yang akan dipilih. Ujian ini menerpa keluarga kecil kami, yang dikala dulu sedang menikmati roda di posisi atas, dengan sekejap roda itu berputar kebawah. Setiap yang diberi dan dicintai pasti akan diuji oleh pemilik-Nya.
   Semua berubah dratis, kesederhanaan mejadi tema hidup kami.Sedikit demi sedikit semua hilang terkikis oleh cobaan. Terlihat dari perjuangan kedua orang tuaku, aku tak tega melihat ibu yang benar-benar memperjuangkan dua anaknya untuk sekolah. Setiap kami harus berangkat sekolah kami dibekali sedikit uang dari ibu, untuk jaga-jaga katanya. Maklum, sekolah kami masih sekolah kalangan elit, kami masih sekolah di sekolah yang lama. Uang yang ibu berikan selalu berupa recehan yang ibu cari dari setiap saku pakaian. Pernah aku menangis diam-diam sambil membantu ibu. Begitu kuat perjuangan kedua orang tua ku untuk tetap menyekolahkan anak-anaknya. Tidak berhenti di situ saja perjuagan kedua orang tua ku untuk kami makan sehari-hari mereka menanam sayur-sayuran di depan rumah untuk bisa kami masak setiap harinya. Tetapi dari cobaan ini banyak keindahan yang kami dapatkan. Indahnya silaturahmi, banyak tamu-tamu  berkumpul kerumah kami. Allah begitu hebat menggerakan hati para hamba-Nya. Banyak kekuatan yang kami dapatkan untuk berjuang.

     Kekuatan yang tak pernah aku lupakan, kedua orang tua ku selalu berkata ujian ini datangnya dari Allah, BERSABARLAH Allah tidak akan memberi ujian melampaui batasnya. Lihat ke bawah jangan lihat keatas nak.Kami semua terus bersama-sama saling bahu membahu, lagi –lagi keindahan dari setiap ujian datang. Aku yang menginjak kelas 6 sd sudah mulai belajar berdagang, berdagang alat-alat tulis, yang ku beli sendiri dari hasil uang saku yang setiap pagi ibu berikan. Alat-alat tulis yang ku beli di dekat rumah untuk kujualkan kembali di sekolah, sedikit membantu menyenangkan diriku dan keluarga.
    Sampai akhirnya kehidupan kami sedikit membaik dengan usaha ayahku yang sudah mulai terlihat titik terang. Tetapi Allah masih sayang dengan kami, sehingga ujian itu datang kembali kepada kami. usaha ayahku di tipu oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Ujian ini belum berakhir ,orang – orang yang berparas menakutkan  sering datang kerumah. Menangis diriku dibelakang pundak ayah ketika ayah ku tidak bersalah, ketika orang yang bersalah sudah masuk buih penjara. Tetapi ayah ku di pojokan begitu kerasnya. Ayah ku tak bisa berbuat apa-apa. hanya pasrah dan berdoa yang ia lakukan.Terpaan begitu kuat menhampiri hidup kami, tetapi  Kami terus berjuang dengan membantu ibu berjualan kue, sebelum sekolah kami harus bangun membantu ibu karena jam 5 kue-kue sudah harus di antar. Setelah pulang sekolah pun kami bertugas untuk mengambil dagangan serta uang hasil dagangan kami. masih terniang dalam kenangan ku, sebelum aku mengambil dagangan-dagangan tersebut sebelum melewati pintu aku berdoa dengan memohon harapan kepada Sang pemberi rezeki agar di berikan rezeki yang lebih untuk menyambung hidup untuk esok hari.

     Ujian demi ujian kami lewati bersama, sedikit demi sedikit membangun kembali. Akhirnya allah titipkan kembali kenikmatan itu walau tak seperti dulu,tetapi lebih nikmat untuk kami. Keluarga ku bisa hidup lebih layak sehingga kedua orang tua bisa menyelesaikan tanggung jawab. Kami, anak-anak kesayangannya bisa lulus menyelesaikan kuliah, mengukir lengkungan diwajah mereka.
    Kesedihan yang begitu memberi nikmat. Ketika nikmat dunia itu diteruskan apa keluarga ku masih mengingat Allah? Ketika sedih itu tak pernah menghampiri apa kami masih bisa merasakan kenikmatan ?
    Ketika engkau diberi rasa sedih ucapkan rasa syukur, karena rasa sedih, tak semua orang diberi. Ada alasan dan hikmah di balik rasa sedih. Memohon dan meminta kepada Sang pemilik kekuatan. Niscaya kekuatan itu akan datang. Banyak hikmah yang aku  dan keluarga ku dapatkan dari perjalanan hidup kami. Bahagia dengan hidup kesederhanaan ini, dengan rasa sedih yang pernah menghampiri kami.Walau masih membekas hanya untuk pengingat memori di masa depan. Wahai saudara-saudara ku yang berada di luar sana, ketika kamu pernah merasa nasib yang sama dengan ku, Rasanya ingin berbagi dengan mu. Perjuangan kita belum selesai sampai maut menghampiri. Sebut nama Allah dalam hatimu, hiasi hari dengan Asma-Nya.

    
Allah maha segala-galanya. Ya Rabb tetap dengan kami, tetap dalam lingkaran hidup kami. Tanamkan cinta di hati kami untuk –Mu, Rasul,keluarga serta para sahabat.  Buka kan pintu hati kami taburkan iman dan kasih sayangmu. Aamin J


Jumat, 15 November 2013

Apa dan Pernahkah #kata-kata

APA DAN PERNAHKAH ?


Apa yang terjadi jika hidayah tak pernah dalam hidupmu?
Apa yang terjadi jika Allah tak pernah dalam hatimu?
Apa yang terjadi jika nafas terhenti?
Apa yang terjadi ketika rasa syukur tak pernah menghampiri?
Apa yang terjadi ketika Allah sudah murka dan tak pernah lagi dalam hidupmu?

Pernahkah kita merasa selalu melupakan dan melalaikan-Nya?
Pernahkan kita menitikan air mata karena dosa?
Pernahkah kita merindukan-Nya?
Pernahkah kita sadar dalam doa DIA melihat dan mendengarkannya?
Pernahkah kita sadar ada surga dan neraka yang menanti?

Apa dan pernahkah pertanyaan-pertayaan yang akan selalu menghampiri.
Jawaban yang akan terjawab oleh hati mu #kata-kata.